Perjalanan Bus Bandung-Jakarta Malam Hari pada Hari Kerja

Bandung, Senin, 12 Januari 2015, waktu maghrib. Saat itu, saya mendapat info bahwa Selasa, 13 Januari 2015, saya harus berada di Jakarta. “Wah, cukup mendadak,” pikir saya.

OK-lah, saya berencana berangkat pada Selasa, 13 Januari 2015, setelah waktu subuh. Maksudnya, pukul 4 atau 5 pagi agar pada pukul 8 atau 9 pagi sudah berada di Jakarta.

Namun, Senin, 12 Januari 2015, menjelang pukul 9 malam, tiba-tiba saya mempercepatnya. Akhirnya, berangkat dari rumah dibonceng motor pada pukul 11 malam. Ya, kali ini ceritanya naik motor nih. Tapi kalau soal angkot, saya masih melihat angkot Soreang-Leuwipanjang (biasanya ada juga yang sampai Kebonkalapa) yang melintas Jalan Leuwipanjang dan Jalan Soekarno-Hatta dimana Terminal Leuwipanjang berada.

Saya mendadak berangkat pada pukul 11 malam karena berharap akan naik bus Bandung-Jakarta (Kampung Rambutan) pada pukul 12 malam atau 1 pagi dini hari. Tiba di Terminal Leuwipanjang menjelang pukul 12 malam, saat itu ada tiga bus yang “menyala”, yaitu Bandung-Serang, Bandung-Sukabumi, dan Bandung-Jakarta. Namun, setelah bus Bandung-Serang dan bus Bandung-Sukabumi berjalan menjelang pukul 1 dini hari, bus Bandung-Jakarta “mematikan” kendaraannya. Alasannya, tidak ada penumpang satu pun.

Ya, apa boleh buat, berbeda dari akhir pekan (paling tidak Minggu malam menjelang Senin dini hari), kendaraan umum pada hari kerja memang tidak ramai. Itulah keadaan kendaraan umum pada hari kerja di Terminal Leuwipanjang.

Beberapa penumpang yang kelihatannya sedang tidur-tiduran di ruang tunggu, harus menunggu hingga setelah waktu subuh. Dari kabar yang diperoleh, akan ada bus Bandung-Sukabumi pukul 2 pagi atau bus Bandung-Bekasi pada pukul 3 pagi.

Akhirnya, daripada menunggu bus Bandung-Jakarta setelah subuh, saya mencoba naik bus Bandung-Sukabumi. Katanya, nanti turun di Cianjur dan melanjutkan perjalanan naik bus Cianjur (Pasir Hayam)-Jakarta (Kampung Rambutan) yang beroperasi selama 24 jam. Namanya bus Marita. Kapan lagi saya ke Jakarta via Puncak karena selama ini sering lewat tol Cipularang.

Sayangnya, perjalanan Bandung-Jakarta via Puncak ini tidak memenuhi harapan saya. Jaraknya jauh, waktu tempuhnya lama, dan berhenti (ngetem)-nya itu loh. Maklum, bus ekonomi.

Berangkat pada pukul 2 malam, saya naik bus Bandung-Sukabumi merek Hiba Putra. Turun di Cianjur dengan ongkos Rp 20 ribu. Bus ini ngetem di Ciranjang hampir 50 menit. Tibalah di Terminal Pasir Hayam (Cianjur) pada pukul setengah lima pagi.

Di Cianjur sudah tersedia bus Marita trayek Cianjur-Jakarta (Kampung Rambutan). Berjalanlah bus Marita itu menjelang pukul 5 pagi. Tibalah saya di Terminal Kampung Rambutan (Jakarta) menjelang pukul 8 pagi. Bus ini melintasi jalan tol Jagorawi dan menjelang Kampung Rambutan tampak macet. Ongkos bus Marita trayek Cianjur-Jakarta (Kampung Rambutan) ini Rp 27 ribu. Jadi, total biaya perjalanan Bandung-Jakarta Rp 47 ribu.

Sesal

Itulah pengalaman saya. Namun, ada rasa menyesal. Kalau main atau piknik kan biasa saja, jalan-jalan. Akan tetapi, saya kan butuh waktu. Tahu waktu yang lama, saya lebih memilih perjalanan setelah waktu subuh naik bus Bandung-Jakarta via tol Cipularang. Waktu tibanya bisa dikatakan sama saja, kira-kira pukul 7 atau 8 pagi, tergantung macet atau tidak menjelang pintu gerbang tol.

Tadinya, memang, saya mau turun di Cianjur. Biasa, karena butuh waktu, saya “mengabaikan” ongkos. Yang penting bisa segera sampai. Nah, saat itu, di Cianjur, saya mau naik bus Garut-Jakarta atau bus Tasikmalaya-Jakarta yang melewati bus Hiba Putra ketika ngetem.

Jadi, kalau anda hendak pergi ke Jakarta pada waktu malam di hari kerja, mungkin naiknya bisa di sebelum pintu tol Cileunyi. Karena, di sinilah bus-bus trayek Jakarta (umumnya) sedang mencari calon penumpang. Soal waktu tempuh? Saya belum tahu. Mungkin sama saja.

Tinggalkan komentar